Kete Kesu, Dari Tongkonan Berlanjut ke ... ?

     Setelah membayar Rp 60.000 serta meninggalkan KTP sebagai jaminan, akhirnya kunci motor matic lengkap beserta STNK nya yang saya sewa di Wisma Maria 1 berpindah tangan. Ya, Motor matic inilah yang nantinya akan menemani saya berkeliling Toraja. Sebelum memulai perjalanan, perlahan kembali saya oleskan selai cokelat di atas roti tawar bekal sisa perjalanan selama di Bus, berasa nikmat walau agak sedikit lengket di mulut ! So, tipikal tubuh ceking dan perut karet seperti saya ini, seharian tanpa makan nasi pun tak masalah :). Dan tujuan pertama yang akan saya sambangi di Toraja yakni Kete Kesu yang disebut-sebut sebagai potret kebudayaan megalitik yang paling lengkap di Toraja dengan barisan rumah adatnya yang usianya mencapai lebih dari 300 tahun serta diapit oleh alam pegunungan nan asri.

    Sebentar mengitari Rantepao yang kemudian masuk jalan poros arah ke Makale, disebelah sisi kiri jalan saya mendapati baliho besar bertuliskan Rante Karasssik, namun saya putuskan tetap terus melanjutkan perjalanan menuju Kete Kesu dan berkesimpulan akan menyambangi Rante Karassik sepulangnya nanti. Tak lama memacu motor, akhirnya saya menjumpai pertigaan patung kerbau bonga, dari info yang saya dapat pertigaan inilah yang menjadi patokan jika ingin ke kete kesu, dari pertigaan ini saya belok kiri dan menyusuri jalanan aspal mulus yang menghantarkan saya ke Kete Kesu. 

     Berhubung bukan hari libur dan mungkin juga masih terlalu pagi, jadilah saya wisatawan perdana dan satu-satunya yang ada di Kete Kesu ! Tak masalah, justru saya lebih suka dengan situasi seperti ini, tenang tanpa riuh gaduh wisatawan lain serta bisa lebih membaur dan terkoneksi langsung  dengan masyarakat sekitar.

     Disini rumah adat tongkonan berjerjer rapi, menyibak kesan nan indah dengan ukiran khas Toraja dan tanduk kerbau yang di susun, diletakkan menggantung di depan tongkonan. Konon, semakin banyak dan semakin tinggi tanduk yang tersususun, maka semakin tinggi derajat sosial penghuninya.

     Dari deretan tongkonan saya mendapati plang papan kecil bertuliskan kuburan, dengan agak penasaran saya mengikuti arah tersebut. Dan betul saja, ini Kuburan ! Ternyata di Kete Kesu bukan saja menyajikan jejeran tongkonan, namun juga terdapat komplek kuburan seperti adanya peti mati yang disimpan di liang-liang gua,di dinding-dinding tebing, serta beberapa kuburan ‘megah’ milik para bangsawan dengan desain yang cukup unik. Dan disini pulalah dengan mudahnya saya menjumpai tumpukan tulang belulang dan tengkorak manusia yang disimpan dalam sebuah wadah yang menyerupai perahu dan kerbau, bahkan ada pula sebagian tengkorak yang diletakkan berjejeran. Terang saja membuat nyali agak sedikit ciut, apalagi saya berjalan seorang diri di tempat ini ! 

    Setelah dirasa cukup mengitari komplek kuburan yang sukses ngebuat bulu kuduk merinding, saya pun harus mengakhiri kunjungan saya di Kete Kesu, bersiap dan lanjut kembali untuk menyambangi tempat wisata berikutnya yang sudah masuk daftar tempat yang akan saya kunjungi selama berada di Toraja. Selamat tinggal Kete Kesu, semoga kita bisa bersua kembali di lain waktu :)

SHARE SHARE SHARE

About Tagantar Dot Com