Menggapai Lombok Nan Eksotik

     Hari itu, Minggu 3 Februari 2013, trip dengan tujuan utama ke Pulau Lombok (Nusa Tenggara Barat) yang sudah saya rencanakan 2 bulan sebelumnya berawal. Bertolak dari Selatannya Borneo (Banjarmasin), terlebih dahulu saya menuju Surabaya, dan sesampai di Surabaya barulah saya buru-buru menuju stasiun Gubeng tuk beli tiket kereta ekonomi Sri Tanjung yang akan membawa saya ke Banyuwangi, namun keburu kehabisan :( , terpaksa beli dan mesan tiket untuk keberangkatan esok hari serta menginap satu malam di kota Surabaya.

     Barulah pukul 2 keesokan harinya perjalanan saya menuju Banyuwangi dimulai, selama perjalananan di dalam kereta kebanyakan saya habiskan dengan membaca bukunya si Mbak Sari Musdar, Panduan Hemat Keliling Amsterdam, Brussel, Paris, Luxemburg, & Triel. Kok ngga nyambung banget ya bacaannya dengan tujuan saya dalam trip ini ? Hehe,, kebetulan sedari kecil saya sangat ingin jalan ke Amsterdam (Belanda), dan saya yakin suatu saat nanti saya pasti akan bisa menapakkan kaki ini di Negeri Kincir Angin tersebut. Amiin... Ohh iyaa,. sesekali saya juga ngobrol dengan bapak yang kebetulan bersebelahan dengan saya, walaupun kadang obrolan si Bapak tidak begitu bisa saya dengar dengan jelas, masalahnya ini bapak ngomongnya pelan banget, belum lagi ditambah suara bising kereta,dan si bapak ini bilang kalau dia itu asli orang Surabaya dan kerja di Surabaya pula, dan ke Banyuwangi mau nengokin istri sama anaknya. Wahh.. ternyata ini bapak LDR juga toh :D

     Setelah hampir 8 jam terkungkung dalam kerangkeng ular besi, akhirnya sampai jua lah di stasiun Banyuwangi Baru, dan entah kenapa di saat sampai stasiun saya kebelet ingin buang air besar, berasa anu-nya itu udah di ujung dan berontak ingin keluar, tanpa mikir panjang saya lari-lari kecil nyari dan masuk WC, namun apa ? ternyata dalam WC yang saya masukin isinya cewek semua (total ada 4 cewek) dan barang tentu kalau saya lah yang salah masuk. Aduuuuh, malunyaa, dan dengan senyum khas pria culun dan meminta maaf, barulah salah satu cewek dengan badan agak sedikit berbobot ngasih tau ke saya kalau WC untuk pria adanya di sebelah.

     Sehabis BAB barulah saya melanjutkan lagi dengan jalan kaki menuju pelabuhan Ketapang untuk nyebrang ke Gilimanuk (Bali), Sesampai di Gilimanuk kira-kira pukul 12 malam dan menuju terminal bus, ehh.. ketemu lagi ama 4 cewek yg ada di WC Stasiun tadi, dengan agak sedikit malu, sayapun membuka pembicaraan dengan mereka, itung-itung buang rasa jenuh, karena bus yang ingin saya tumpangi dengan tujuan Padang Bai baru akan berangkat pukul 2 dini hari, dan barulah saya tau kalau ternyata 4 cewek ini juga tukang jalan-jalan, 2 dari jogja, dan 2 nya lagi dari Bengkulu serta Tidore dengan tujuan akhir mereka Bali. Alhasil mereka naik bus mini dengan tujuan Ubung, sedangkan saya masih harus nunggu bus yang tujuan Padang Bai Berangkat.

     Pukul 7 pagi sang kenek ngebangunin dan memberitahukan kalau saya sudah di Padang Bai, saya pun turun dari bus dan melanjutkan dengan jalan kaki menuju pelabuhan Padang Bai untuk nyebrang ke Pelabuhan Lembar (Lombok) dengan lama perjalanan kurang lebih 5 jam, walaupun memakan waktu dan terombang-ambing dilautan dengan durasi selama itu, saya berasa ngga pernah berasa bosan, karena mata ini di suguhi akan birunya laut , deretan pulau-pulau kecil yang menghijau di selat Lombok, gagahnya Gunung Agung yang ada di Bali saat dipandang dari tengah laut, dan dapat teman ngobrol yang baru, yaitu Bapak Bahri, beliau orang jawa dan pernah kerja di Banjarmasin selama 2 tahun, dan berhubung Bapak Bahri ini bisa bahasa Banjar, alhasil obrolan kami pun khas dengan cita rasa Banjar dan kadang diselingi dengan tawa, karena pak Bahri ini orangnya bisa nge-lawak juga ternyata.

     Dan barulah pukul 12 siang akhirnya kapal merapat di Pelabuhan Lembar, dan carrier se-gede kulkas pun kembali saya pikul sembari mengucapkan salam perpisahan kepada pak Bahri, karena saya ingin melanjutkan perjalanan Ibukota Nusa Tenggara Barat (Mataram), dan beliaupun juga harus kembali melanjutkan perjalan bersama keluarganya yang belakangan saya lupa nama daerahnya. Setelah melakukan perjalanan panjang dari Banjarmasin, akhirnya sampai jua lah saya di kota Mataram yang dengan semboyannya Maju, Relegius, dan Berbudaya. Pulau Lombok harus saya akui dan katakan memang merupakan pulau yang sangatlah indah, bentang alamnya yang hijau dan dipadukan dengan kombinasi air lautnya yang biru terang dengan jejeran pantainya yang bersih dan berpasir putih.

SHARE SHARE SHARE

About Tagantar Dot Com